1. |
Distorsi
02:59
|
|||
Musik minoritas distorsi dinyalakan
Syair syair nakal yang terlantunkan
Dentuman yang liar memacu gairah
Penuh idealis simbolis kebebasan
Jauh dari nalar mengandalkan naluri
Fantasi yang liar sudah tak terbendung
Lawan arus pasar dan teriakan
Distorsi harga mati
Distorsi harga mati
Penuh idealis simbolis kebebasan
Jauh dari nalar mengandalkan naluri
Fantasi yang liar sudah tak terbendung
Musik minoritas distorsi dinyalakan
Syair syair nakal yang terlantunkan
Dentuman yang liar memacu gairah
Enerji menyatu mari hempaskan
Distorsi harga mati
Distorsi harga mati
|
||||
2. |
Genosida
03:26
|
|||
Macam pelaku, tak ada yg mau mengaku
Culik satu persatu, jangan sampai ada yg tahu
Suara minoritas, jadi sasaran pemburu
Dimana hak asasi, manusia kan berlabuh
Tangis meringis, air mata yang terbuang
Tubuh tubuh pucat, bergeletak tak ada arti
Penuh dengan cemas, dan ketakutan akan mati
Dimana?
Belas kasih ..
Mereka?
Jerit tangis tak ada gunanya
|
||||
3. |
Intrik
03:52
|
|||
Desah anarki turun ke jalan
Konflik abadi fana aliran
Banyak basa basi hanya haluan
Lima tahun sekali kita rayakan
Rakyat tertipu uang dan janji
Suara kami dimanipulasi
Saling melempar saling menampik
Adu siasat sejuta intrik
Kedua kubu mulai berdebat
Siapkan naskah kita berangkat
Koalisi mulai atur siasat
Awas jangan sampai kita tersesat
Dan orang kita mulai menyingkir
Siapa sangka kita disetir
Jangan menghindar tetap berpikir
Suara rakyat akan tersingkir
Desah anarki
Konflik abadi
Suara kami
Dimanipulasi
Sejuta intrik
Sejuta intrik
|
||||
4. |
Bungkam
05:16
|
|||
Terjerat saat jari api menari
Terkekang arus fakta liar abadi
Goresan ujung pena takkan berhenti
Sebelum berita cetak mati berdiri
Melawan habis mental mental pengecut
Rentetan berita dusta kian menghasut
Membias makna nada warna dan sastra
Hipotesis kabar palsu lantang tertawa
Bebaskan kata
Bebaskan kata
Monolog:
Surat kabar pertama kita, Medan Priyai, terbit di Nusantara dan menjadi alat untuk menyuarakan suara rakyat!
Tapi kini kita terintimidasi lagi, hanya karena jari jemari memicu penyebaran hoax, atas viralitas yang tidak bertanggung jawab. Pantas saja pada zaman itu kita tidak dibebaskan untuk berpendapat!
Hoax menjadi rudal yang liar! Asumsi menjadi senjata, semata-mata untuk memperkaya jalan, informasi yang terinfeksi. Hari ini, bukan mulutmu harimaumu, kau pun tahu betul bahwa, ibu jari lebih tajam dari taring buruh tinta dalam surat kabar pagi!
Bebaskan kata
(terintimidasi lagi hanya karena kebodohan kita mengudara)
Bebaskan kata
(terintimidasi lagi hanya karena kebodohan kita mengudara)
|
||||
5. |
Gusar
04:51
|
|||
Gerakan massa melawan konspirasi
Suara terbungkam semakin berambisi
Teriak yang lantang jangan lekas diam
Menolak berhenti walaupun terancam
Aturan jenaka Ironis yang kritis
Mahasiswa bergerak menanamkan skeptis
Lepaskan kebebasan suara berekspresi
Kami mendesak menuntut demokrasi
Sindikat sara mulai merajai rima, kian hening malam kian sua bersuara
Tertimbun api ingatan masa, menghantam cakrawala melawan dewa
|
Stinghaze South Jakarta, Indonesia
Indonesia as a democracy, gives everyone the right to voice their aspirations. Stinghaze as a band use music as a media to voice social issues around us which we feel are troubling. Through the single that we released, we delivered a story, which became a message for listeners who might have the same feelings as us. Stinghaze is Indonesian Heavy Rock band. Formed in early 2017. ... more
Streaming and Download help
If you like Stinghaze, you may also like:
Bandcamp Daily your guide to the world of Bandcamp